Markitip's Blog

Archive for the ‘Curhat Saya’ Category

Saya hari ini bertekad untuk tidak lagi mengeluarkan air mata. Bukan karena sayang, tapi karena saya mulai sekarang belajar untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keperluan. Bagi saya air mata tak perlu dikeluarkan saat menghadapi masalah, karena air mata bukan penyelesaian suatu masalah.

Menangis tidak menyelesaikan masalah

Saya juga bertekad untuk bisa membendung emosi saya yang meledak-ledak agar bisa saya salurkan ke hal-hal yang positif ketimbang negative. Emosi juga tidak akan menghasilkan sikap dan pemikiran yang bagus kok. Malah cenderung sikap kita jadi “tidak eksklusif” lagi…dan malah kelihatan kampungan. Kalau sudah begitu, mana mungkin orang bisa menghargai kita lagi ?. Apalagi kalau pemikiran kita ikut-ikutan dipengaruhi emosi, biasanya menghasilkan keputusan yang akan disesali kemudian hari bahkan mungkin disesali seumur hidup. Masalahnya, mengendalikan emosi tidak semudah mengendalikan air mata. Heemmmm…..harus bisa donk 😉

Sebenarnya pemikiran saya tentang hidup tidak rumit, tapi juga tidak simple. Hidup ini indah, sangat indah malahan. Karena saya bukan type orang yang gampang terpuruk pada keadaan. Bagi saya, masalah akan terus ada selama saya hidup. Ngapain juga musti bersikap lebay pada keadaan ?. Hidup makin lama maka makin sering menemukan banyak sekali masalah. Dari masalah kita belajar banyak, dari rasa sakit hingga rasa senang. Dari yang bego sampai akhirnya pinter, semua karena ditempa oleh masalah. Jadi kalau memang benar orang pinter, jangan panik kalau menemukan masalah. Tapi begitu ada masalah, kita langsung siapkan strategy untuk mengatasinya. Eitss, karena hidup bukan saja perang yang mengandalkan otak untuk menyusun strategi, melainkan juga kita perlu mengandalkan hati untuk menyiapkan mental dengan apapun hasil akhir dari usaha kita mengatasi masalah tersebut.

Nah permasalahan timbul ketika kita dihadapkan pada kenyataan yang kadang tidak sesuai dengan harapan. Teorinya sih bahwa hasil akhir ditentukan oleh Tuhan dan itu yang terbaik buat kita. Tapi untuk menjalaninya itu gak mudah lho… Tapi selama kita tidak menghujat Tuhan atas hasil akhir tersebut, sebagai manusia wajar sih kalau kita akan menangis, meratap, atau terpuruk. Tapi karena hidup sangat menjanjikan kebahagiaan dibalik kesulitan, jangan sampai terpuruk dan tak bangkit lagi.

Da urang mah lain jeulma sunda asli. Matak mun ayeuna urang nulis make sunda kasar…hampura we. Nu penting mah urang rek curhat we..titik!!

Basa mimiti cicing di Majalaya, euleeuuh..eta teh urang asa “shock berat”. Da kumaha teu shock, beda pisan atuh cicing di Kediri anu terkenal dengan kesopanan dan keramahannya..cieee…ayeuna urang kudu ningali kebiasaan orang sunda anu mun dangdan sok eduuuun (ceuk si Doel Sumbang lho nyaaaak…anu asli jeulma sunda eta teh). Padahal mah mun dina lagu mojang priangan anu nyanyi si Nining Meida mah awewe marake baju kabaya parantes kitu..aslina mah..waaawww…bujal ditembong sagala!! hahahahaha

Ngan lamun dimajalaya mah dahareun loba pisan. Aya bakso tahu, batagor, siomay, cuankie, buryam, lontong kari, karedok, ulukuteuk, de el el….

Mimiti apal mah, naaoooon eta ngarah batagor. Ari ceuk kabogoh saya mah (sekarang suami gitu loh) batagor teh bata didagorkeun. Percaya wee..da can apal teuing bahasa sunda.  Dasar si kabayan mah, sok ngaheureuian wae ka urang baheula mah.

Eta oge aya carita lucu teh antara urang jeung si Aa’. Apan keur bobogohan geus ngarancang engke teh mun geus kawin rek manggil sayang naon. Ari urang mah hayang pisan siga bibi urang dijawa. Manggil ka salakina “mas”. Ari pek teh si Aa’ embungeun..naha mas…siga anu dagang bakso wae. Meuni geuleuh..nyak emang sih lolobana tukang bakso diditu teh orang jawa. Matak mun ngageroan teh “mas..mas…bakso!!”..hahahaha

Ari si Aa’ mah kahayang nyebutkeun urang “teteh”…pan diditu loba nyebutkeun teteh ka pamajikan. Panggilan kadedeuh ceunah. Tapi da urang mah cicing na dulur urang mun ngageroan pembantunya “teteeeehhh…!”…euleuuuuh….asa pembantu teh mun si Aa’ nyebutkeun urang teteh. Aliiiiiiimm!!! Hauahahahaha

Pokokna mah loba teh carita lucu selama cicing di tanah sunda dan kawin jeung orang sunda. Kapan2 deui lah urang tulis deui didieu. Da rek senam heula….ngarah seksi..heeeeuu…

Mangga atuh dikantun heula…

Apa yang terfikir seorang laki2 ketika dia memutuskan untuk menikah/ berumah tangga ? Pastilah menginginkan kehidupannya lebih baik dari sebelum menikah. Atau mungkin ada yang bilang, mencari kebahagiaan. Bahkan tak sedikit yang menikah karena ingin tak banyak masalah yang muncul (meski itu persepsi yang 1000% salah, karena justru setelah menikah permasalahan lebih sering datang untuk menguji).

Finally, seorang laki2 mengajak menikah seorang perempuan yang menurut dia tepat untuk menguraikan semua harapannya itu. So, dari sini saja kita simpulkan bahwa apapun dan siapapun itu, wanita punya peran sangat penting dalam sebuah rumah tangga.

Pada kenyataannya, adat istiadat ketimuran kita sudah menetapkan bahwa sepatutnya seorang istri tunduk dan patuh pada suaminya. Oh…tidak hanya adat istiadat yang berbicara seperti itu, dalam agama pun ditetapkan hal yang sama. Hanya saja, perlu ditekankan dalam kepatuhan tersebut berlaku bahwa “selama sesuai dengan aturan agama”. Atau lebih pas lagi jika dikatakan “Kepatuhan terhadap Tuhan diatas kepatuhan kita terhadap suami”.

Namun ketika dalam proses berumah tangga, tidak sedikit seorang istri mendapatkan diskriminasi “berbicara dan berkomentar” oleh suaminya sendiri. Tak jarang pula malah mendapatkan perlakuan kasar (KDRT) ketika menyampaikan hal tersebut pada si suami. Padahal apa yang disampaikan itu benar.

Tapi banyak laki2 yang memperlakukan istri seolah hiasan, pelengkap, atau sekedar pembantu dalam kelangsungan hidupnya.

Itu salah besar!!!

Seorang istri mempunya hak yang sama…

Menyediakan kebutuhan suami,

melengkapi kekurangan suami,

merangkul suami ketika suami rapuh,

membelai suami ketika membutuhkan kelembutan,

menjadi lentera ketika suami tersesat,

dan menjadi bagian dari tulang rusuk suami hingga suami mampu berdiri untuk melakukan sesuatu yang membahagiakan bagi dirinya dan keluarganya.

 

Suami tidak punya hak untuk  untuk menghalangi seorang istri berbuat baik dalam rumah tangga. Jika itu terjadi, itu sama halnya seorang pria menjadi sesuatu yang tak lebih baik dari sebelumnya.

So guys..thinking about this !


Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

My work words